Pembuataan Wesbite di Bandung Barat

Telpon: 0877 5706 0486, Whatsapp : 0852 7361 5598

Kabupaten Bandung Barat (aksara Sunda : ᮊᮘ᮪. ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪, Latin : Kab. Bandung Kulon) yaitu kabupaten di Propinsi Jawa Barat, Indonesia, jadi hasil pemekaran Kabupaten Bandung. Kabupaten ini bersebelahan dengan Kabupaten Purwakarta serta Kabupaten Subang di samping barat serta utara, Kabupaten Bandung serta Kota Cimahi di samping timur, Kota Bandung di samping selatan, dan Kabupaten Cianjur di samping barat serta timur.

Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitaran 1. 400. 000 masyarakat dari 42, 9% lokasi lama Kabupaten Bandung. Pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat berada di Kecamatan Ngamprah yang terdapat di jalur Bandung-Jakarta. Serta untuk sesaat saat, pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat dipindahkan ke Batujajar, serta Kecamatan Ngamprah juga akan di tentukan jadi pusat pemerintahan pada th. yang akan datang.

Wacana pemekaran Kabupaten Bandung jadi 2 kabupaten sudah keluar mulai sejak th. 1999. Berdasar pada surat permintaan Bupati KDH TK. II Bandung yang waktu itu dijabat oleh H. Hatta Djati Permana, S. Ip. memajukan surat pada Ketua DPRD yang waktu itu dijabat oleh H. Obar Sobarna, S. Ip. Surat permintaan bupati bernomor 135/1235/Tapem tanggal 22 juni 1999 tentang permintaan kesepakatan pemekaran lokasi Kabupaten Dati II Bandung. Bupati memohon pada pimpinan bersama anggota DPRD sangkanya bisa mengabulkan serta mensupport atas terselenggaranya gagasan pemekaran Kabupaten Bandung jadi Kabupaten Dati II Bandung serta Kabupaten Padalarang (saat ini Kabupaten Bandung Barat). Hal itu diterima positif oleh DPRD Kabupaten Bandung dengan diterbitkannya surat ketentuan DPRD Dati II Bandung nomor 5/1999/12/07 mengenai kesepakatan awal DPRD pada pemekaran lokasi Kabupaten Dati II Bandung. Tetapi pada tanggal 23 Desember 1999, Ketua DPRD Kabupaten Bandung melayang-layangkan surat nomor 135/1499/TU mengenai pemekaran Kabupaten Bandung yang berisi diantaranya : Kami berikan kalau sistem awal yang tengah ditempuh oleh Pemda (sesuai sama UU no 5/74) supaya ditangguhkan/dihentikan, untuk ketertiban serta kelancaran proses setelah itu sesuai sama Undang-Undang no 22/1999.

Perkembanguan setelah itu sesuai sama UU No. 22/1999, beberapa kecil dari lokasi Kabupaten Bandung yakni Kota Administratif Cimahi ditingkatkan statusnya jadi Pemerintah Kota Cimahi yang mencakup 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Cimahi Selatan, Kecamatan Cimahi Tengah, serta Kecamatan Cimahi Utara, jadi gagasan pemekaran Kabupaten Bandung makin terlambat karna Kota Cimahi terlebih dulu adalah sisi dari lokasi administratif Kabupaten Bandung. Sesudah Cimahi jadi Kota Otonom, terpisah dari Kabupaten Bandung, tuntutan pemekaran Kabupaten Bandung mencuat kembali pada permukaan searah dengan dibukanya ruangan umum untuk mengaspirasikan kehendak membuat daerah otonom baru. Hal itu ditanggung oleh Undang-Undang No. 22/1999.

Tuntutan pemekaran lokasi Kabupaten Bandung, diliat dari keadaan geografisnya oleh sebagian kelompok dinilai bisa dipahami sebab lokasi Kabupaten Bandung cukup luas (2. 324. 84 km2) dengan letak lokasi melingkari Kota Bandung serta Kota Cimahi. Selain itu, jumlah penduduknya cukup banyak, berdasar pada SUPAS 2002 sejumlah 4. 300. 000 jiwa. Pergi dari keadaan tersebut pada tanggal 9 Agustus 1999 beberapa tokoh orang-orang Bandung Barat berkumpul membuat Komunitas Pendukung Percepatan Pemekaran Kabupaten Bandung Barat yang di pimpin ketuanya Drs. H. Endang Anwar. Satu tahun lalu terjadi sekali lagi Komunitas Perduli Bandung Barat yang diketuai Asep Suhardi, Komunitas Bandung Barat Menyatu yang di pimpin H. Zaenal Abidin, Drs. Ade Ratmadja, Asep Suhardi serta Asep Ridwan Hermawan, dan Komunitas Pemuda Bandung Barat yang di pimpin Eman Sulaeman, SE. Selain itu gerakan ini di dukung oleh sebagian tokoh PNS seperti Drs. H. Pandji Tirtayasa, MSi., Drs. H. Megahari Pudjiharto, M. Si. Ir. Donny Widiaman, MS. serta tokoh pendukung pemekaran yang lainKarna keduanya sama untuk memperjuangkan berdirinya Kabupaten Bandung Barat, beragam LSM serta Komunitas gabung dalam satu wadah, yakni Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat (KPKBB) yang di pimpin ketua biasanya Drs. H. Endang Anwar. KPKBB dengan elemen orang-orang Bandung Barat memulai usaha perjuangannya dengan melakukan deklarasi dengan untuk selalu berjuang supaya Bandung Barat jadi daerah otonom terpisah dari Kabupaten Bandung. Deklarasi itu dikerjakan di Gedung Diklat Keuangan Gado Bangkong Kecamatan Ngamprah pada tanggal 30 Agustus 2003. Naskah deklarasi dibacakan serta di tandatangani beragam elemen orang-orang Bandung Barat. Hal itu diakukan KPKBB jadi bentuk prinsip dengan dalam upayanya memperjuangkan serta mengemukakan masukan ke beragam instansi, baik legislatif ataupun eksekutif Daerah Kab. Bandung, Propinsi Jawa Barat serta Pemerinah Pusat dan DPR RI/DPD RI. Hingga lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 th. 2007 Mengenai Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Jadi Daerah Otonom di Propinsi Jawa Barat.

Penjabat Sesaat Bupati Bandung Barat Drs. H. Tjatja Kuswara, SH. MH usai menggerakkan tugasnya pada tanggal 17 Juli 2008. Bupati serta Wakil Bupati Bandung Barat pertama Drs. H. Abubakar, M. Si serta Drs. Ernawan Natasaputra, M. Si hasil penentuan umum dilantik pada tanggal 17 Juli 2008 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Lc atas nama presiden. Drs. Ade Ratmadja Ketua Panitia Deklarasi Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat KPKBB yang dikerjakan tanggal 30 Maret 2003 dibarengi oleh beragam komponen orang-orang Bandung Barat memiliki komitmen dengan untuk memeperjuangkan berdirinya Kabupaten Bandung Barat jadi daerah otonom di Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Bandung Barat yaitu kabupaten baru propinsi Jawa Barat, Indonesia, pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten ini bersebelahan dengan Kabupaten Purwakarta serta Kabupaten Subang di samping barat serta utara, Kabupaten Bandung serta Kota Cimahi di samping timur, dan Kabupaten Cianjur di samping barat serta timur. Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitaran 1, 4 juta masyarakat dari 42, 9% lokasi lama Kabupaten Bandung).