Telpon: 0877 5706 0486, Whatsapp : 0852 7361 5598
Kabupaten Belu yaitu satu kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten ini beribukota di Atambua. Mempunyai luas lokasi 1. 284, 94 km², terdiri dari 12 kecamatan, 12 kelurahan serta 96 desa, termasuk juga 30 desa dalam 8 kecamatan perbatasan.
Sesuai sama beragam riset serta narasi histori daerah di Belu, manusia Belu pertama yang menempati lokasi Belu yaitu ” Suku Melus “. Orang Melus di kenal dengan sebutan ” Emafatuk Oan Ema Ai Oan “, (manusia penghuni batu serta kayu). Type manusia Melus yaitu berpostur kuat, kekar serta bertubuh pendek. Semuanya beberapa pendatang yang menempati Belu sesungguhnya datang dari “ ” Sina Mutin Malaka “. Malaka adalah tanah asal-usul pendatang di Belu yang berlayar menuju Timor lewat Larantuka. Spesial untuk beberapa pendatang baru yang menempati daerah Belu ada beragam versus narasi. Meski sekian, dasarnya kalau, ada persamaan universal yang bisa ditarik dari semuanya info serta data. 4
Ada narasi kalau ada tiga orang bersaudara dari tanah Malaka yang datang serta tinggal di Belu, bercampur dengan suku asli Melus. Nama ke-3 bersaudara itu menurut beberapa tetua kebiasaan semasing daerah berbeda. Dari Makoan Fatuaruin mengatakannya Nekin Mataus (Likusaen), Suku Mataus (Sonbai), serta Bara Mataus (Fatuaruin). Sedang Makoan asal Dirma mengatakannya Loro Sankoe (Debuluk, Welakar), Loro Banleo (Dirma, Sanleo) serta Loro Sonbai (Dawan). Tetapi berdasar sebagian makoan asal Besikama yang datang dari Malaka adalah ; Wehali Nain, Wewiku Nain serta Haitimuk Nain.
Ke-3 orang bersaudara dari Malaka itu bergelar raja atau loro serta mempunyai lokasi kekuasaan yang pasti dengan persekutuan yang akrab dengan orang-orangnya. Kehadiran mereka dari tanah Malaka cuma untuk merajut hubungan dagang antar daerah di bagian kayu cendana serta hubungan etnis keagamaan. 4
Dari semuanya pendatang di Belu, pimpinan dipegang oleh ” Maromak Oan ” Liurai Nain di Belu sisi Selatan. Bahkan juga menurut beberapa peneliti asing, Maromak Oan kekuasaannya juga merambah hingga sebahagian daerah Dawan (Insana serta Biboki). Dalam melakukan tugasnya di Belu, Maromak Oan mempunyai perpanjangan tangan yakni Wewiku, Wehali serta Haitimuk Nain. Terkecuali ada juga di Fatuaruin, Sonbai serta Suai Kamanasa dan Loro Lakekun, Dirma, Fialaran, Maubara, Biboki serta Insana. Maromak Oan sendiri tinggal di Laran jadi pusat kekuasaan kerajaan Wewiku-Wehali.
Beberapa pendatang di Belu itu, tidak membagi daerah Belu jadi Selatan serta Utara seperti yang berlangsung saat ini. Menurut beberapa sejararahwan, pembagian Belu jadi Belu sisi Selatan serta Utara hanya adalah kiat pemerintah jajahan Belanda untuk memudahkan sistem pengontrolan pada orang-orangnya. Dalam kondisi pemerintahan kebiasaan itu nampaklah tayangan dari pemerintah rajaraja dengan apa yang disebutnya “Zaman Keemasan Kerajaan”. Apa yang kita tulis serta di kenal dalam histori daerah Belu yaitu ada kerajaan Wewiku-Wehali (pusat kekuasaan semua Belu). 4
Di Dawan ada kerajaan Sonbay yang berkuasa di daerah Mutis. Daerah Dawan termasuk juga Miamafo serta Dubay sekitaran 40. 000 jiwa orang-orangnya. Menurut pembicaraan beberapa tetua kebiasaan dari Wewiku-Wehali, untuk memudahkan penyusunan sistem pemerintahan, Sang Maromak Oan kirim beberapa pembantunya ke semua lokasi Belu jadi Loro serta Liurai.
Terdaftar beberapa nama pemimpin besar yang di kirim dari WewikuWehali seperti Loro Dirma, Loro Lakekun, Biboki Nain, Herneno serta Insana Nain dan Nenometan Anas serta Fialaran. Ada pula kerajaan Fialaran di Belu sisi Utara yang di pimpin Dasi Ingin Bauk dengan kaki tangannya seperti Loro Bauho, Lakekun, Naitimu, Asumanu, Lasiolat serta Lidak. Diluar itu ada pula nama seperti Dafala, Manleten, Umaklaran Sorbau. Dalam perubahan pemerintahannya keluar sekali lagi tiga bersaudara yang turut memerintah di Utara yakni Tohe Nain, Maumutin serta Aitoon.
Sesuai sama pemikiran sejarawan Belu, perkawinan pada Loro Bauho serta Klusin yang di kenal dengan nama As Tanara membawahi dasi sanulu yang di kenal hingga saat ini yakni Lasiolat, Asumanu, Lasaka, Dafala, Manukleten, Sorbau, Lidak, Tohe Maumutin serta Aitoon. Dalam beragam pembicaraan di Utara ataupun di Selatan populer dengan nama empat hubungan berkaitan. Di Belu Utara sisi Barat di kenal Umahat, Rin besi hat yakni Dafala, Manuleten, Umaklaran Sorbauan di bagian Timur ada Asumanu Tohe, BesikamaLasaen, Umalor-Lawain. Dengan hal tersebut rupanya ke-4 bersaudara yang satunya menjelma jadi tidak terlihat itu yang menandai asal-usul pendatang di Belu membaur dengan masyarakat asli Melus yang telah lama punah. 4