Telpon: 0877 5706 0486, Whatsapp : 0852 7361 5598
Kota Bogor (Sunda : ᮊᮧ�’ ᮘᮧᮌᮧᮁ) yaitu satu kota di Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terdapat 59 km samping selatan Jakarta, serta wilayahnya ada di tengahnya lokasi Kabupaten Bogor. Dulu luasnya 21, 56 km², tetapi saat ini sudah berkembang jadi 118, 50 km² serta jumlah penduduknya 1. 030. 720 jiwa (2014). Bogor di kenal dengan julukan kota hujan, karna mempunyai curah hujan yang begitu tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 Kecamatan yang dibagi sekali lagi atas beberapa 68 Kelurahan. Pada saat Kolonial Belanda, Bogor di kenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan : boit’n-zôrkh “, bœit’-) yang bermakna ” tanpa ada kekhawatiran ” atau ” aman tenteram “.
Hari jadi Kabupaten Bogor serta Kota Bogor diperingati tiap-tiap tanggal 3 Juni, karna tanggal 3 Juni 1482 adalah hari penobatan Prabu Siliwangi jadi raja dari Kerajaan Pajajaran.
Bogor (bermakna ” enau “) sudah lama di kenal jadikan pusat pendidikan serta riset pertanian nasional. Di sinilah beragam instansi serta balai riset pertanian serta biologi berdiri mulai sejak era ke-19. Satu diantaranya yakni, Institut Pertanian Bogor, berdiri mulai sejak awal era ke-20.
Kota Bogor mempunyai banyak icon wisata, satu diantaranya Kebun Raya Bogor yang dikelilingnya mulai jadikan fasilitas berolahraga baru ” Jogging ” oleh warga Bogor sejak walikota Bima Arya mengatur pedestrian di sekitar Kebun Raya Bogor jadi lebih lebar serta lebih menarik.
Bogor ditilik dari sejarahnya yaitu tempat berdirinya Kerajaan Hindu Tarumanagara di era kelima. Sebagian kerajaan yang lain lantas pilih untuk menetap ditempat yang sama karena daerah pegunungannya yang dengan alamiah buat tempat ini gampang untuk bertahan pada ancaman serangan, serta di waktu yang sama yaitu daerah yang subur dan mempunyai akses yang gampang pada sentra-sentra perdagangan waktu itu. Tetapi sampai saat ini, berdasar pada riset yang dikerjakan oleh sebagian arkeolog terkenal seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, kehadiran tempat serta website perlu yang menyebutkan eksistensi kerajaan itu, sampai saat ini masih tetap belum juga diketemukan bukti autentiknya.
Diantara prasasti-prasasti yang diketemukan di Bogor mengenai kerajaan-kerajaan yang yang lalu, satu diantara prasasti th. 1533, bercerita kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Sunda. Prasasti ini dipercayai mempunyai kemampuan gaib serta keramat, hingga dilestarikan hingga saat ini. Kerajaan Pajajaran mempunyai dampak kekuasaan bukan sekedar seluas Jawa Barat, Jakarta serta Banten namun juga meliputi lokasi Lampung. Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran juga meliputi lokasi sisi selatan pulau Sumatera. Sesudah Pajajaran diruntuhkan oleh Kesultanan Banten jadi kekuasaan atas lokasi selatan Sumatera dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. 2
Pakuan atau Pajajaran yang disebut ibu kota pemerintahan Kerajaan Sunda (yang seringkali dimaksud sebagai Kerajaan Pajajaran sesuai sama nama ibukotanya) dipercaya terdapat di Kota Bogor, serta jadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan jadi hari jadi Bogor pada th. 1973 oleh DPRD Kabupaten serta Kota Bogor, serta diperingati tiap-tiap tahunnya sampai sekarang ini. 3
Sesudah penyerbuan tentara Banten, catatan tentang Kota Pakuan hilang, serta baru diketemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang di pimpin oleh Scipio serta Riebeck pada th. 1687. Mereka lakukan riset atas Prasasti Batutulis serta sebagian website yang lain, serta menyimpulkan kalau pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terdapat di Kota Bogor.
Pada th. 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membuat Istana Bogor bersamaan dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan jadi sebagai daerah pertanian serta tempat peristirahatan untuk Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, lokasi Bogor juga mulai tumbuh.
Satu tahun lalu, van Imhoff memadukan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, serta Kampung Baru) kedalam satu pemerintahan yang dimaksud Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di lokasi itu van Imhoff lalu membuat satu Istana Gubernur Jenderal. Dalam perubahan selanjutnya, nama Buitenzorg digunakan untuk menunjuk lokasi Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, sampai puncak Gunung Salak, serta puncak Gunung Gede.