Telpon: 0877 5706 0486, Whatsapp : 0852 7361 5598
Kabupaten Merauke yaitu satu diantara kabupaten di Propinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terdapat di Merauke. Kabupaten ini yaitu kabupaten terluas sekalian paling timur di Indonesia. Di kabupaten ini ada suku Marind Anim.
Dari histori, di ketahui merauke diketemukan pada tanggal 12 Februari 1902. Orang yang pertama tinggal disana yaitu pegawai pemerintah belanda. Mereka berusaha untuk hidup diantara dua suku asli yakni Marind Anim serta Sohoers. Mereka berjuang keras melawan keganasan alam (termasuk juga pemburu kepala). Lama kelamaan tempat itu alami perkembangan yang amat cepat hingga jadi satu ” kota “. Jauh di eropa, beberapa wanita sukai menggunakan hiasan bulu dari burung dari khayangan ” Cendrawasih ” di topi mereka.
Dari Merauke orang Indonesia, Eropa serta Cina, mulai untuk ” menyerbu ” rimba di selatan nugini untuk memburu burung sebanyak-banyaknya. Saat pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semuanya kembali pada Merauke untuk menggunakan uang yang mereka peroleh. Hal semacam ini yang mengakibatkan kenapa di masa datang populasi masyarakat di Merauke sedikit, ini karena Merauke yaitu kota untuk beberapa pendatang (orang asing). Tetapi saat ini, banyak masyarakat asli Papua yang mulai tinggal di Merauke. Asal mula nama ” Merauke ” sesungguhnya datang dari satu salah pengertian yang dikerjakan oleh beberapa pendatang pertama. Saat beberapa pendatang bertanya pada masyarakat asli apa nama satu perkampungan, mereka menjawab ” Maro-ke ” yang sesungguhnya bermakna ” itu sungai Maro “. Orang Marind berfikir kalau sungai maro (yang lebarnya 500m) lebih perlu dari nama ruang tempat satu rimba yakni Gandin. Masyarakat asli papua sendiri mengatakan ruang tempat kampung itu terdapat dengan mana ” Ermasoek “.
Dengan politis administratif, kota Merauke dulunya adalah pos pemerintah Belanda yag dipakai jadi transit untuk beberapa republikan untuk menuju Boven Digoel. Sesudah lokasi Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda th. 1963, kemudia kota itu diputuskan jadi Ibukota Kabupaten Dati II Merauke serta sesudah periode Pemilihan Pendapat Rakyat (1963-1969), mulai tumbuk kelompok-kelompok permukiman yang dipacu dengan terdapatnya sebagian keringanan satu kota.