Pembuataan Wesbite di Pematang Siantar

Telpon: 0877 5706 0486, Whatsapp : 0852 7361 5598

Kota Pematangsiantar (seringkali disingkat Siantar saja) yaitu satu diantara kota di Propinsi Sumatera Utara, serta kota paling besar ke-2 di Propinsi itu sesudah Medan. Karna letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini mempunyai luas lokasi 79, 97 km2 serta berpenduduk sejumlah 247. 411 jiwa (2015), di mana Lelaki sejumlah 120. 597 jiwa Serta wanita 126. 814 jiwa.

Kota Pematangsiantar yang cuma berjarak 128 km dari Medan serta 50 km dari Parapat seringkali jadi kota perlintasan untuk wisatawan yang akan ke Danau Toba. Jadi kota penunjang pariwisata di daerah sekelilingnya, kota ini mempunyai 8 hotel berbintang, 10 hotel melati serta 268 restoran. Di kota ini masih tetap terdapat banyak sepeda motor BSA jenis lama jadi becak bermesin yang menyebabkan bunyi yang keras.

Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini sempat terima Piala Adipura pada th. 1993 atas kebersihan serta kelestarian lingkungan kotanya. Disamping itukarna ketertiban penyusunan lantas lintasnya, kota ini juga mencapai penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada th. 1996.

Bidang industri sebagai tulang punggung perekonomian kota yang terdapat di tengahnya Kabupaten Simalungun ini yaitu industri besar serta tengah. Dari keseluruhan aktivitas ekonomi pada th. 2000 yang menjangkau Rp1, 69 triliun, market share industri menjangkau 38, 18% atau Rp646 miliar. Bidang perdagangan, hotel serta restoran menyusul di posisi ke-2, dengan sumbangan 22, 77% atau Rp385 miliar.

Sebelumnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar adalah daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing serta raja paling akhir dari dinasti ini yaitu keturunan marga Damanik yakni Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan jadi raja th. 1906.

Di sekitaran Pulau Holing lalu berkembang jadi perkampungan rumah masyarakat salah satunya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, serta Tomuan.

Sesudah Belanda masuk Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun jadi daerah kekuasaan Belanda hingga pada th. 1907 selesailah kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang awal mulanya berkedudukan di Perdagangan, pada th. 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Mulai sejak itu Pematangsiantar berkembang jadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina menempati lokasi Timbang Galung serta Kampung Melayu.

Pada th. 1910 dibangun Tubuh Persiapan Kota Pematangsiantar. Lalu pada tanggal 1 Juli 1917 berdasar pada Stad Blad No. 285 Pematangsiantar beralih jadi Gemente yang memiliki otonomi sendiri. Mulai sejak Januari 1939 berdasar pada Stad Blad No. 717 beralih jadi Gemente yang memiliki Dewan.

Pada jaman Jepang beralih jadi Siantar State serta Dewan dihapus. Sesudah Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali jadi Daerah Otonomi. Berdasar pada Undang-undang No. 22/1948 Status Gemente jadi Kota Kabupaten Simalungun serta Wali Kota dirangkap oleh Bupati Simalungun hingga th. 1957.

Berdasar pada UU No. 1/1957 beralih jadi Kota Praja Penuh serta dengan keluarnya Undang-undang No. 18/1965 beralih jadi Kota, serta dengan keluarnya Undang-undang No. 5/1974 mengenai-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah beralih jadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar hingga saat ini.

Berdasar pada Ketentuan Pemerintah No. 35 Th. 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terdiri atas empat lokasi kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas lokasi 12, 48 km² yang peresmiannya dikerjakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.